Dikisahkan, Emak (Aty Kanser) adalah seorang janda miskin, suami dan anak sulungnya mati tenggelam di laut. Tinggal di rumah petak bersama Zainal (Reza Rahardian), si bungsu.
Penghasilan Emak dari membuat kue2 basah dan pekerjaan Zen si pelukisan keliling, membuat impian Emak pergi ke Tanah Suci menjadi jauh dari kenyataan.
"Sekarang uang emak ada 5juta, sudah nabung lima tahun. Kalau sekarang naik haji, ongkosnya 30juta, berarti baru 25 tahun lagi uang Emak cukup. Jadi emak baru bisa naik haji umur 86 tahun. Mudah-mudahan Emak masih ada umur, ya Zen.."
Lima jengkal dari gubuk kayu Emak, berdiri megah rumah milik saudagar kapal, Haji Sa’un (Didi Petet). Mereka sekeluarga berencana umroh untuk ke enam kalinya..
Di tempat lain, Pak Joko (Aswin Fabanyo) seorang pengusaha, membutuhkan titel haji di depan namanya untuk meraih simpati masyarakat, karna dia berambisi menjadi walikota.
Di sini terlihat perbedaan motivasi : berhaji sebagai rutinitas, kepentingan politik dan sungguh rindu tanah suci..
Suatu hari, Zen diminta membantu Istri Haji Sa’un (Niniek L. Kariem) belanja ke supermarket. Zen mendengar pengumuman bahwa setiap belanja 100ribu & kelipatannya berhadiah kupon naik haji. Di kasir, selesai melakukan pembayaran, istri Haji Sa’un mendapat 34 lembar kupon naik haji yg langsung dibuang begitu saja ke tempat sampah. Zen tertegun lama, teringat impian terbesar Emak..
Sampai di rumah saudagar kapal itu, Zen membantu menurunkan belanjaan dan ga sengaja melihat Haji Sa’un menghitung uang dalam tas. Lagi2 dia tertegun, teringat Emak yg mengumpulkan recehan..
Di lain hari, Mantan Istri Zen (Helsi Herlinda) minta uang untuk ke dokter karna penyakit hernia anak mereka kambuh. Di sini ada percakapan lucu yg kurang lebihnya begini :
Zen : Kamu dulu meninggalkanku karna aku ga punya uang. Sekarang kamu juga kawin dg laki2 yg ga punya uang..
Mantan : Paling tidak dia pegawai tetap..
Zen : Iya, tetap ga punya uang!!
Wakakakakkkkk.. bokis banget deh si Zen..
Sore hari, saat Zen pulang jualan lukisan, mantan istrinya duduk menangis di rumah Emak. Ternyata penyakit hernia anak mereka sudah kronis, besok harus dioprasi dan butuh biaya 5juta. Dengan sedih emak merelakan tabungan haji yang baru tadi pagi disetor ke bank, walau Zen melarang.
Malamnya Zen mendengar lantunan Emak yg terbata membaca ayat suci, dilihatnya butir2 air mata Emak bercucuran di atas lembaran kitab. Zen kalut, teringat uang milik Haji Sa’un yg penuh dalam tas.
Dalam kamar, Haji Sa’un sedang membuka Al Qur’an mencari jawaban atas pertanyaan Dika (Gagan Ramdhani), anak lelakinya yg kritis dg masalah agama. Jam 02.00 dini hari, penjaga rumahnya terdengar berisik. Haji Sa’un keluar dan turun menegur, sementara Zen melompati pagar dan masuk ke kamar Haji Sa’un. Tas penuh berisi uang sudah di tangan, saat melangkah keluar terlihat Al Qur’an yg terbuka di kasur.
Zen terpaku, bathin-nya bergetar, teringat alunan ayat suci dari mulut Emak tadi, terbayang butiran air mata di pipi keriput Emak..
Haruskah keikhlasan Emak dinodai dg cara begini..?!
Haji Sa’un naik kembali ke kamarnya setelah memarahi penjaga rumahnya yg ternyata berjudi. Di depan pintu kamar dilihatnya jejak sepatu. Di kasur di samping Al Qur’an, tergeletak tas uang miliknya.
Haji Sa’un berteriak menyuruh penjaga mengejar pencuri. Zen lari tunggang-langgang. Walau nyaris tertangkap, dia berhasil meloloskan diri.
Dalam rumah Zen tak henti ber-istighfar dalam gemetar ketakutan. Ketika minum menenangkan diri, dia melihat 34 lembar kupon naik haji yg dipungutnya dari tempat sampah supermarket.
Di kamar, dilihatnya Emak tertidur lelap mendekap Al Qur’an..
Pagi hari di rumah sakit, mantan istri Zen membayar biaya oprasi anaknya. Jumlah totalnya 3juta sekian. Zen datang & tau biaya oprasi ga sampe 5juta. Dimintanya sisa uang tabungan Emak, hanya ada 300ribu. Ternyata yg 1juta dipinjamkan si mantan istri kepada suaminya yg baru untuk membayar hutang. Zen memaksa suami baru mantan istrinya itu untuk mengembalikan uang Emak, tp uangnya udah ga ada. Zen naik pitam & menghajar lelaki itu.
Di rumah, si Burik burung tekukur Zen ditemukan mati dalam kandang.
Emak nyuruh Zen mengubur si Burik, tapi gadis tetangga menawarkan diri untuk membantu menguburkan.
Sore hari, saat mengumpulkan baju di jemuran, Emak menyapa adik si gadis tetangga
Emak : Aduh, enaknya yg lagi makan ayam goreng..
Adik : Ini bukan ayam Mak, ini burung..
Emak : Burung dari mana..? *heran & curiga*
Adik : Tadi kakak yg tangkap.
Emak : Jangan dimakan, ini bangkai..
Kakak : Saya terpaksa, Mak.. Kami sudah lama ga makan daging, ayah-ibu kami sedang sakit..
Emak trenyuh, hatinya tersentuh.. Dg sisa uang tabungan yg berhasil diambil Zen dari mantan istrinya, Emak masak ayam goreng. Diajaknya kakak-adik anak tetangga makan di rumah sampai kenyang. Emak juga memberikan sebagian uang yg tersisa untuk membantu pengobatan orang tua anak2 itu.
Suatu pagi, beberapa hari kemudian.. Zen mengecek pengumuman pemenang kupon undian naik haji. Ternyata kupon kedua yg dicek-nya termasuk dalam daftar pemenang undian. Zen bersujud ke tanah lalu berlari pulang ke rumah dg bathin dipenuhi seruan “Labbaika Allaahumma Labbaik..”
Dicarinya Emak, tapi ga ada. Ditulisnya pesan dalam buku “Ada kejutan untuk Emak” dan disimpan di atas meja lalu bergegas pergi. Ga jelas sih pergi kemana..
Ga lama Emak datang dan membaca pesan Zen dg penuh tanda tanya.
Kejutan apa..??!
Di jalan, Zen menggenggam erat kupon & koran sambil bathin terus menyerukan “Labbaika Allaahumma Labbaik.."
Disimpan nya kupon dalam saku jaket. Sementara dari arah berlawanan Pak Joko menyetir mobil sambil dipukulin Nony (Henidar Amroe), istrinya, karna ketahuan selingkuh dg Sekretaris nya (Cut Memey).
Zen ketabrak mobil Pak Joko, jaket nya terlempar & 34 lembar kupon itu terbang berhamburan..
*********
Gw terhenyak.. ga nyangka ada bagian tragis dalam film ini. Tabungan Emak terkuras untuk biaya oprasi cucu-nya. Ditambah lagi keikhlasan Emak memberi makan anak-anak tetangganya yg miskin..
Zen & gw yg nonton mengira Allah memberi pengganti keikhlasan Emak dg takdir menang undian naik haj..
Tapi malang ga dapat ditolak, untung ga dapat diraih..
Ternyata bukan kupon itu jawaban nya..
Selanjutnya lihat sendiri deh film-nya..
Berhasilkah Emak naik haji? Bagaimana nasib Zen?
Kasihan dong yg udah bikin film & pengarang cerpen-nya kalo cukup baca postingan gw doang.. heheee..
Yang jelas ada satu kalimat Emak yg bikin hati gw bergetar & mata berkaca
*ah, dasar cengeng aja lu noooppp..!*
“Raga Emak mungkin ga mampu menyeberangi lautan yg begitu luas, tapi Emak yakin Allah pasti tau hati Emak udah lama ada di situ..”
*********
Masih berkenan terusin baca..?
Mau silahkan lanjut, kalopun ngga mau boleh tinggalin..
PENDAPAT GW TENTANG FILM INI
Walau ada yg bilang terlalu banyak ‘kebetulan’ dalam film ini, tapi buat gw pribadi film ini BAGUS dan banyak hikmah di dalam nya.
‘Kebetulan-kebetulan’ itu bukan hal yg ga mungkin, karna ga ada yg mustahil kalo Allah sudah berkehendak..
Coba lihat Al Qur’an..
Surah Ath Thalaaq ayat 2 dan 3 :
”Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap2 sesuatu”
Surah Al Fathir ayat 2 :
“Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorangpun yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan oleh Allah maka tidak ada seorangpun yang sanggup melepaskannya sesudah itu. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
Maha Benar Allah dengan segala firman-Nya......
Note: sangat mengharukan ketika menoton film ini, melihat diri sendiri.....kapan aku bisa memberangkatkan mama dan Abah ke Tanah Suci Ya Allah...................juga mertua....serta suami dan anakku......mudahkan jalan menuju RumahMu Ya Allah......Sesungguhnya segalanya mudah bagimu ya Allah.....
There can be miracles, when you believe...........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar